Kamis, 19 Desember 2013

Jackpot

Brief post.

Semalam adalah waktunya siBeat diisi ulang, sebab garis kesadarannya sudah berada diambang batas, nyaris menyentuh titik batas akhir kemampuannya untuk berlari membawaku pergi kesana kemari.  Bermodalkan 25ribu Rupiah, aku bergegas meninggalkan parkiran stasiun Bekasi dan menepi di tempat isi ulang.

Sebenarnya aku kurang suka mengisi ulang siBeat di tempat tersebut.  Disana selalu ramai, sarat akan antrian. Hanya 2 titik pengisian yang disediakan oleh petugas, sedang sejumlah titik pengisian lain dibiarkan begitu saja, tampak tak terjamah.

Begitu pula semalam.  Saat kuarahkan siBeat untuk menepi, telah tampak dari kejauhan satu antrian panjang yang kemudian bercabang dua dan bermuara di 2 titik pengisian.  Mungkin masing-masing antrian terdiri dari kawan-kawan siBeat sejumlah 10 buah.  Namun karena sudah kritis, aku tak punya pilihan lain.  Dengan enggan aku pun ikut bergabung dan memperpanjang antrian.

Sesaat sebelum aku memutar gas untuk mengajak siBeat berlari menuju cabang kanan, tiba-tiba dari belakang ada seorang bapak-bapak yang dengan enaknya menyerobot jatah kami.  Kaget, sontak aku menahan laju siBeat.  Dengan hati dongkol, aku biarkan bapak-bapak itu memposisikan diri sebelum kami.  Tak perlulah aku ungkap disini sejumlah cacian yang hampir terlontar dalam hati, tak etis rasanya.  Aku cuma berpikir, pasti ada hikmahnya.

Benar saja.

Selang beberapa detik setelah aku dan siBeat diserobot, tiba-tiba ada seruan dari titik pengisian ke tiga, "Yang mau isi pake selang biru, silahkan antri disini.

"Katching!!!"

Layaknya memenangkan judi, dapat kudengar suara gemerincing koin yang turun dari mesin jackpot itu.

Dengan tersenyum senang, segera ku putar kepala siBeat, ku putar gas perlahan dan ku arahkan menuju titik pengisian tersebut.  Dan aku pun berada diurutan pertama. Hahaha..

Saat ku tinggalkan tempat isi ulang, aku pun berpikir.  Betapa Tuhan sudah menyiapkan kebaikan-kebaikan bagi manusia.  Bahkan untuk hal-hal terkecil.

Misalnya aku berkeras menghalangi langkah bapak-bapak itu, tentunya aku akan menempati posisinya.  Posisi yang tidak menguntungkan.  Sebab diposisi tersebut, ada tali yang membatasi pengendara yang membuat aku tak akan mampu berbelok menuju titik pengisian ketiga.  Atau dengan adanya bapak itu, pasti aku tak bisa mundur dan memutar balik menuju titik pengisian ketiga.  Sehingga aku terperangkap dan terpaksa menjadi bagian dari iring-iringan panjang itu.

Satu lagi kuasa Tuhan yang sungguh tak terbantahkan, dan aku pun berucap, "Alhamdulillah"




Tidak ada komentar:

Posting Komentar