Sebelumnya, saya mohon maaf atas rangkaian kalimat yang akan Anda baca. Mungkin tak indah, bahkan cenderung menyakitkan mata, karena saya memang tidak pandai merangkai kata. Saya hanya ingin berbagi kisah hidup, yang mungkin sedikit saya dramatisir, agar terlihat lebih menarik.
Mungkin, ketika Anda membaca judul tulisan saya (nanti), Anda akan langsung berpikiran, BASI. Sudah terlalu banyak kisah cinta yang ditulis oleh penghuni muka bumi ini. Mulai dari yang memiliki kelas, menggunakan bahasa tingkat tinggi yang bahkan saya sendiri terkadang tak dapat mengerti maknanya, hingga surat cinta yang dibuat anak SD usia 10 tahun, dengan bahasanya yang terpatah-patah. Sudah terlalu banyak kisah hidup umat manusia, mulai dari yang paling tragis dan membuat hati menjadi miris, hingga yang paling membahagiakan dan membuat perasaan terbang ke awang-awang.
Mungkin, Anda akan bertanya, kisah monoton apa yang akan ditunjukkan oleh penulis amatir yang satu ini. Bahkan besar kemungkinan Anda akan mencela, mencemooh, bahkan mengenduskan hidung membuang nafas dengan menyentak tajam, sambil senyum menyeringai (lihat, betapa saya tak mampu memikirkan penggunaan kata yang tepat untuk menggambarkan ekspresi wajah yang saya inginkan).
Saya tak dapat menjanjikan apa-apa. Bukan tulisan sarat makna, diisi oleh kalimat demi kalimat berbobot. Bukan pula tulisan dengan suatu permasalahan yang diakhiri oleh penyelesaian. Bahkan saya khawatir, justru saya yang akan membebani Anda dengan permasalahan yang saya tuangkan tanpa adanya sebuah penyelesaian. Permasalahan yang hingga saat saya tuliskan, atau bahkan lama setelah tulisan saya terbitkan, masih membelenggu leher saya, tangan saya, kaki saya, pikiran saya, hati saya.
Tapi siapa yang tahu, Anda dapat membantu saya melewati masalah saya. Siapa tahu Anda pernah berada di posisi saya. Meskipun tetap, kemungkinannya ada dua. Apakah Anda berhasil melewatinya, atau gagal. Tak menjadi masalah. Keduanya bisa menjadi masukan dan pengalaman berharga bagi saya. Apakah saya ingin mengikuti jejak keberhasilan Anda, ataukah jejak kegagalan Anda.
Atau, Anda belajar dari pengalaman saya. Suatu ketika, Anda sebatas membayangkan Anda berada di posisi saya. Namun tiba-tiba, dalam hitungan detik, Anda benar-benar ada di posisi saya. Seperti dejavu, Anda sudah merasakannya, meskipun hanya sebatas membaca tulisan saya. Bisa saja, jika Anda cermat, Anda akan menghindari terjebak dalam cerita yang sama. Atau, jika sudah cukup terlambat, Anda dapat menyelesaikan permasalahan Anda dengan baik, tanpa harus mengalami atau merasakan derita berkepanjangan yang (mungkin) saya alami.
Hidup itu baik. Ada rahasia Ilahi dibalik semua cerita yang tergurat dalam hidup manusia. Tinggal gimana masing-masing manusia menyikapinya.
Ada yang mengeluh (seperti saya).
Ada yang bangkit dan mencoba berjuang (seperti saya).
Ada yang menangis dan meratap bantuan (seperti saya).
Ada yang lelah dan terduduk dalam diam (seperti saya).
Ada yang mencoba tertawa dan menertawakan dunia (seperti saya).
Ada yang mencoba tertawa dan menertawakan diri sendiri (seperti saya).
Ada yang bersujud dan berserah kepada Sang Pemilik Nyawa (seperti saya).
Ada yang akhirnya pasrah dan berserah (seperti saya).
Namun yang pasti, ketakwaan dan kesadaran tak dapat kita tinggalkan. Harus tetap melekat pada tubuh, selagi setumpuk daging itu masih bernyawa.
Note: maaf, tulisan saya tak bermakna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar