Tahun 2015 telah berlalu. Tak rela rasanya melepas tahun yang sangat luar biasa itu, mengingat betapa banyak yang terjadi dalam selang waktu 355 hari tersebut. Dimulai dari hari pertama di bulan Januari, hingga hari terakhir di bulan Desember.
Di tahun 2015, saya resmi diangkat Pegawai Negeri Sipil. Mengemban titel sebagai abdi negara, sudah sepatutnya saya memberi sumbangsih kepada negara, semampu yang saya bisa. Meskipun hanya sekedar pikiran yang disertai tenaga seadanya, sembari memaklumkan diri sebagai seorang abdi baru, yang masih perlu banyak belajar.
Sejumlah tugas telah terlaksana, dengan beragam hasil. Cukup baik, baik, memuaskan. Yah, meskipun itu hanya penilaian yang saya sematkan sendiri. Setidaknya, tugas terbesar di tahun tersebut sudah selesai dikerjakan, atau tepatnya "akhirnya disahkan" oleh pihak yang berwenang, pimpinan tertinggi tempat saya bekerja. Penghujung tahun menjadi hari yang sangat saya nanti, hari pengesahan tersebut. Yang paling utama, tugas besar tersebut tidak menjadi PR untuk tahun berikutnya.
Di tahun 2015, saya melepas masa lajang saya, dengan seorang laki-laki bernama Reza Fauzi. Kisah kami dimulai ketika mulai pacaran di bulan Januari, lamaran bulan April, dan mengucap ijab kabul di bulan September. Langkah yang sangat cepat, hanya 9 bulan berselang sejak pertemuan pertama di bulan Desember 2014.
Rupanya, singkatnya waktu yang kami butuhkan itu, tak lepas dari untaian doa dan pinta yang senantiasa dipanjatkan ibunda tercinta. Beliau bercerita, bahwa ibu menginginkan saya tidak berlama-lama pacaran, cukup 2-3 bulan, lalu dilamar. Tak dinyana, doa ibu dijabah Yang Kuasa. 3 bulan setelah pertama bertemu, mas Reza menyatakan keseriusannya, yang kemudian mendatangkan keluarga besarnya. Tanpa berlama-lama, janur kuning pun melengkung di pelataran rumah. 12 September 2015 tepatnya, yang dilanjutkan berupa resepsi di hari berikutnya. Alhamdulillah..
Di tahun 2015, Ayah kembali ditugaskan di lapangan. Bertempat di LP Paledang Bogor, ayah pun beralih tugas serta tempat tinggal disana, bersama Ibu, yang senantiasa menemani. Senang rasanya, melihat Ayah kembali dapat bekerja sesuai dengan keahliannya. Bukan berarti selama beberapa waktu lalu di Kantor Pusat Ayah tidak bekerja optimal. Beliau tetap profesional seperti biasa. Hanya saja, sepertinya beliau lebih cocok ditempatkan di lapangan. Selain itu, Ibu pun kembali memiliki sejumlah aktivitas, bersama ibu-ibu yang lain. Tidak seperti selama ini di rumah Galaxi, tanpa aktivitas yang berarti.
Berita bahwa Ayah dipindahtugaskan ke Bogor, hanya berselang 6 hari sejak hari pernikahan saya. Sungguh suatu berkah dari Yang Maha Kuasa, yang kembali menjabah doa Ibu. Ya,, rupanya tak putusnya Ibu meminta, agar saya dipertemukan dengan jodoh saya, baru kemudian Ibu akan dengan tenang meninggalkan saya di rumah Galaxi untuk bisa menemani Ayah. Alhamdulillah..
Yang menjadi pertanyaan, telah cukupkah saya berterimakasih kepada Yang Kuasa? Atas segala nikmat dan karunianya?
Telah cukup giatkah saya dalam mengabdi kepada ibu pertiwi? Menyingsingkan lengan baju untuk berkontribusi kepada negeri? Menimba ilmu yang tak pernah habis agar dapat diaplikasikan dalam bekerja sehari-hari?
Telah cukupkah saya dalam mengabdi kepada suami? Mendampinginya dalam cita dan lara? Menutupi kekuranganya dan membanggakan kelebihannya?
Telah cukup berbaktikah saya dalam mengabdi kepada Ayah dan Ibu? Menaati semua perkataan mereka? Menjaga hati dan perasaan mereka? Membahagiakan mereka?
Semoga, apa yang sudah saya perbuat sepanjang tahun 2015 sudah membuahkan suatu kecukupan. Jika pun belum, saya sudah berbuat semampu yang saya bisa. Untuk mencukupkan diri, di tahun 2015.
Dan kini, 2016 harus menjadi tahun yang lebih baik ketimbang 2015. Agar diri ini tak hanya sekedar cukup, melainkan lebih dari cukup. Semoga..

