15 Januari 2014
Ketika itu, aku anak baru. Clingak-clinguk di tempat yang terasa awam bagiku. Jam menunjukkan pukul 7 ketika ku jejakkan kaki di tempat itu. Lantai 17 sebuah gedung bertingkat, yang dihiasi ornamen-ornamen sederhana layaknya perkantoran pada umumnya.
Dipertemukanku dengan 9 pemuda/pemudi seusiaku, yang kelak tak ada pernah ada putusnya mengisi sebagian besar hariku. Sekumpulan manusia baik, dipenuhi keragaman sifat nan apik. Meskipun sikap itu tak lantas muncul di muka, namun tak pula terlambat aku menyadarinya. Untungnya.
Sedari awal aku putuskan, akan ku gelarkan mereka sebagai para sahabat. Yang tak hanya kubutuhkan ketika aku dipanggil atasan. Yang tak hanya muncul ketika dilaksanakan rapat-rapat koordinasi dan pembinaan. Yang tak hanya bertegur sapa sebatas senyum dan anggukan kepala.
Ya, mereka tak hanya sebatas itu saja. Dengan merekalah aku berbagi suka. Dengan merekalah aku mengurangi duka. Merajut mimpi bersama, merangkai asa, tuk senantiasa mengabdi pada negara tercinta, Indonesia.
***
11 Agustus 2014
Kali itu, aku kembali menjadi anak baru. Lantai 9 gedung yang sama, tanpa 9 pemuda/pemudi kesayangan ada di sisiku. Masing-masing ada di tempat yang baru. Sebagian masih dalam jangkauan pandanganku, sebagian di tanah yang baru. Sumpah setia sebagai abdi negaralah yang mencerai-beraikan raga kami. Sumpah yang telah terucap pada sebuah institusi yang mempertemukan kami.
Sedih? Tentu sedih. Namun, tak perlu rasanya ku tunjukkan rasa sedih yang tak kunjung bergeming dr benakku, yang terus memicu ingatanku akan mereka disana. Sebab aku yakin, kiranya jalan inilah yang terbaik untuk masing-masing diri kami.
Ku putuskan, ku kembali mencari pemuda/pemudi baru, yang setidaknya dapat mengisi hari-hari ditempat baruku. Walau tentunya, tak dapat pemuda/pemudi baru ini menggantikan kesembilan pemuda/pemudi baik para sahabatku tersebut.
Keseharian tanpa mereka, tak menyurutkan derap langkahku di tempat baru. Sembari senantiasa berdoa, agar sesekali diperkenankan bertemu kembali. Dalam sejumlah moment bahagia, yang terkadang diselingi awan duka. Sebagaimana yang telah digariskan oleh-Nya, untuk kami tekuni, jalani, nikmati.
***
15 Januari 2015
Setahun telah berganti sejak pertama kalian kukenali.
Setahun telah berlalu sejak ku rapal nama kalian satu persatu.
Setahun telah terlewat sejak ku kukuhkan kalian sebagai sahabat.
Setahun telah terlampaui sejak kalian mewarnai hari-hari.
Setahun telah berselang, menanti kehadiran tahun-tahun yang akan datang.
